Islam

Jangan Lewatkan Hal-hal Berikut Sebelum Kamu Menikah

May 10, 2019

Pernikahan adalah impian dan menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Tidak cuma kamu sendiri yang menunggu-nunggu momen spesial ini, ayah-ibu kamu tentu juga mengharapkannya

Dimulai saat hari lamaran. Dirimu melewati masa-masa yang menegangkan? Orang tua-mu juga merasakannya! Kalau dirimu merasa ini merupakan peristiwa yang spesial dalam kehidupan kamu, sama pula yang dirasakan oleh ayah dan ibumu. Orang tua berdua menyaksikan semua tahapan pendewasaanmu.

orang tua telah membawamu ke dunia (atas kehendak Allah) serta berjuang ketika merawatmu. Yang selalu menemani mulai dari hari pertamamu berjalan dan bicara, mengikuti kegiatan sekolah sampai tamat dari universitas, pertama kali kamu masuk kerja, hari-hari ketika kamu susah dan senang, juga tak terkecuali hari ketika kamu menemukan calon pendamping hidup.

Saat Dirimu Mantab Untuk Menikah

Sebagai orang yang menjalani resepsi pernikahan, wajar kalau kamu menganggap bahwa resepsi pernikahanmu sepenuhnya milikmu sendiri.

Kamu ingin menggelar susunan pesta pernikahan yang sudah kamu idamkan sejak lama. Namun kadang kali, rencana pernikahan yang kamu inginkan jauh berbeda dari keinginan orang tua. Kamu pun ingin tetap dengan apa yang kamu yakini.

Kalau memang seperti ini halnya, sebaiknya tidak jengkel dan naik emosi. Kendalikan egomu yang besar. Kamu tidak mampu mengabaikan peran orang tua. Bagaimanapun juga, keberadaan ayah ibu saat hari pernikahanmu tak dapat. Mereka akan turut andil saat resepsi pernikahan yang lancar dan syahdu.

Orang tua berperan penting dalam setiap acara pernikahan. Mulai dari agenda pranikah, perencanaan prosesi pernikahan yang baik menurut adat maupun agama, sampai resepsi pernikahan di hari H.

Untuk mencapai impian pernikahan yang kamu idamkan, terlebih dulu kamu mesti mengerti bahwa keberadaan orang tua sangatlah penting. Sebab, seringkali hajat pernikahan itu juga merupakan momen bagi mereka.

Bertunangan Dahulu, Jalankan Pernikahan Kemudian

pixabay.com

Tentu ada proses lamaran sebelum dilakukan pernikahan. Si pemuda akan datang ke rumah perempuan. Si pemuda akan meminta restu dari ayah perempuan untuk menikahi putrinya. Sebenarnya seorang laki-laki bisa saja hadir sendiri menemui ayah gadis yang disukainya. Namun sehebat dan sekuat apapun si pemuda, akan gemetaran pula kakinya jika datang ke tempat tinggal perempuan tanpa ditemani orang-orang terdekat. Sebab menikah adalah sebuah langkah besar. Ia mau meminta anak gadis orang untuk dijadikan teman hidupnya.

Itulah sebabnya, menjadi tanggung jawab orang tua di pihak laki-laki untuk menemui bapak si wanita. Ayah dan ibu akan mensupport sekaligus menemani anaknya untuk meminang si wanita. Mereka akan memberikan dukungan moril bagi anaknya.

Dengan orang tuanya, tekad si laki-laki akan semakin kuat menuju pintu gerbang rumah si wamita. Orang tuapun mengabarkan yang lain dan mengajak anggota sanak saudara yang lain seperti adik serta kakak atau paman juga bibi si pemuda.

Mereka pun berkunjung serta membawa berbagai oleh-oleh. Orang tua si pemuda akan membawa seserahan menyesuaikan tradisi adatnya. Mereka akan sibuk persiapkan diri demi bertemu ke orang tua si wanita. Maka lamaran merupakan momen keluarga juga, bukan hanya milik calon kedua mempelai.

Pada saat hari khitbah-an, tidak hanya si pemuda memohon ijin pada ayah si gadis untuk menyunting putrinya. Di hari itu, juga merupakan momen pertemuan dua keluarga untuk menentukan hari pesta pernikahan.

Orang tua si wanita biasanya jadi penyelenggara pernikahan. Walau juga tak menutup opsi jika pihak si pemuda juga ingin menyelenggarakan pernikahan.

Menjelang Momen Pernikahan

Di balik kabar lamaran juga terselip segudang kerepotan yang menunggu. Mulai dari perancangan sampai pelaksanaan pernikahan. Mulai dari agenda inti yaitu akad nikah sampai acara turunannya yaitu resepsi pernikahan.

Saat tanggal pernikahan sudah ditentukan, akan ada banyak hal yang harus ditunaikan sebelum tanggal itu benar-benar datang. Saat si calon wanita repot dengan masalah gaun pengantin, sang bunda akan membantunya mencari kain dan mengusulkan tukang jahit terbagus yang ia kenal.

Si bunda juga yang membersamainya mengerjakan bermacam-macam perawatan tubuh pengantin, sedari ujung kaki sampai ujung kepala. Sebelum hari H si ayah akan memilih waktu tertentu untuk berbincang bersama anak gadisnya, memberikan beberapa pesan pernikahan. Ayah dan ibu juga turut menulis list tamu undangan.

Sama halnya seperti di kediaman si laki-laki. Keluarga besar si pria pun tak kalah repot. Orang tuanya akan sering bercerita nasehat pernikahan. Dengan support dari tetua dan seluruh anggota keluarga, orang tua sibuk persiapkan mahar juga pernak-perniknya.

Pun sedang menyiapkan diri untuk menyampaikan sepatah dua patah kata berbicara di depan keluarga si wanita di saat pernikahan nanti.

Ayah ibu, baik si gadis maupun si pemuda tak merasa keberatan dengan segala persiapan pernikahan ini. Sebab pernikahan ini merupakan pesta mereka semua. Mereka tak akan terbebani untuk berkontribusi secara keuangan hanya untuk berjalannya acara pernikahan.

Momen Pernikahan yang Dinantikan

Di momen itu, ayah ibu “melepaskan” sang anak menuju kehidupan yang benar-benar baru, kehidupan rumah tangga. Ibarat momen wisuda, ayah ibulah yang berperan sebagai rektor di universitas keluarga. Orang tua mengatakan bahwa sang anak sudah lulus menjadi orang tua bagi anak keturunan kelak.

Bagaimanapun prosesnya, apakah kalian duduk sebelahan di depan petugas KUA atau si gadis menunggu di dalam ruangan, jangan lalai mengabarkan ayah si gadis. Sebab, bapak si gadis lah yang akan menikahkan kalian berdua di hadapan petugas KUA serta semua hadirin. Kemudian doa-doa ayah dan ibu untuk para mempelai semua.

Pada Hari Pesta Pernikahan

Kau barangkali terlalu gugup menyiapkan diri guna menghadapi akad perkawinan sehingga tidak peduli lagi dengan seluruh persiapan perayaan. ketika itu, ayah dan bunda lah yang membatasi kendali karena bagi mereka, mereka lah si pemilik acara.

Bapak dan ibu kalian berdua bakal menyandingkan kalian di atas pelaminan. Biasanya ayah kalian akan menyampaikan kata sambutan. Sedangkan ibu hendak memastikan tamu undangan dilayani dengan baik.

Disaat kamu duduk menjumpai dengan para tamu undangan, orang tuamu memastikan apabila catering yang kamu pilih dapat memenuhi seluruh keperluan, fotografer yang kamu order telah memfoto keseluruhan momen pernikahan, tidak lupa souvenir telah ada di meja penerimaan para tamu. Mereka pula yang mengawasi jalannya acara pernikahan sesuai dengan rencana.

Selepas Hari Upacara Pernikahan

pixabay.com

Kalian berdua sekarang telah sah menjadi sepasang suami istri. Tamu undangan pernikahan juga sudah pulang. Tukang foto pun sudah siap untuk mencetak hasil fotonya. Catering akan segera dibereskan. Dekorasi akan segera dibongkar. Musik pesta sudah tidak berbunyi. Hanya ayah ibu yang selalu bersama kalian.

Saat-saat perayaan nikahan sudah berakhir, mereka pun tetap menyempatkan diri memikirkan biaya bulan madu pernikahan kalian. Bahkan hari-hari berikutnya, mereka terus berusaha membantu kehidupan pernikahan kalian dengan moril ataupun finansial.

Masih menyangkal, pernikahan anak itu seringkali merupakan momen bagi orang tua? Fikir kembali jika ego kamu begitu tinggi dengan tidak mengikutsertakan ke dua orang tua. Walaupun juga, mereka punya peran besar di dalam kehidupan pernikahanmu yang akan datang.